Marine Analog Survey
Marine analog survey atau diterjemahkan sebagai survey analog laut, bertujuan untuk mengidentifikasi zona-zona berbahaya di permukaan dasar laut, dan kurang lebih 20meter di bawah permukaan dasar laut, sebelum fasilitas pengeboran (rig), fasilitas produksi (platform, tripod), pipa dan kabel bawah laut akan ditempatkan.
Mengapa disebut survey analog? Jawabannya karena media perekam sebagian besar masih berupa bahan analog dan proses pengolahan dan interpretasi data geofisika pun untuk sebagian pekerja survey ini tanpa menggunakan computer sebagai alat bantu. Misal hasil survey analog yang biasanya berupa data echosounder, sidescan sonar, dan penampang seismik, data tersebut disimpan atau diperlihatkan dalam bentuk gulungan kertas.
Terdapat beberapa jenis survey berkenaan dengan Marine Analog Survey:
1. Site survey
2. Pipe / Cable lay survey
3. Scouting survey
Poin pertama dan kedua telah dijelaskan pada paragraf pertama. Sementara Scouting survey bertujuan untuk menunjang survey seismic 2D/3D dengan cara memperoleh data kedalaman laut dan menaksir apa yang diperoleh di lokasi survey berdasar data side scan sonar atau pengamatan kasat mata. Contoh hasil dari scouting survey ini adalah selain peta kedalaman laut dan fitur muka dasar laut, juga adanya laporan mengenai debit nelayan yang beroperasi di sekitar lokasi survey.
Beberapa istilah dalam survey analog laut:Mengapa disebut survey analog? Jawabannya karena media perekam sebagian besar masih berupa bahan analog dan proses pengolahan dan interpretasi data geofisika pun untuk sebagian pekerja survey ini tanpa menggunakan computer sebagai alat bantu. Misal hasil survey analog yang biasanya berupa data echosounder, sidescan sonar, dan penampang seismik, data tersebut disimpan atau diperlihatkan dalam bentuk gulungan kertas.
Terdapat beberapa jenis survey berkenaan dengan Marine Analog Survey:
1. Site survey
2. Pipe / Cable lay survey
3. Scouting survey
Poin pertama dan kedua telah dijelaskan pada paragraf pertama. Sementara Scouting survey bertujuan untuk menunjang survey seismic 2D/3D dengan cara memperoleh data kedalaman laut dan menaksir apa yang diperoleh di lokasi survey berdasar data side scan sonar atau pengamatan kasat mata. Contoh hasil dari scouting survey ini adalah selain peta kedalaman laut dan fitur muka dasar laut, juga adanya laporan mengenai debit nelayan yang beroperasi di sekitar lokasi survey.
1. Satelit : Pengirim signal posisi
2. GPS antenna : antenna penerima posisi dari satelit
3. USBL : Ultra Short Base Line, sepasang alat berupa tranducer dan beacon, sebagai penentu posisi berdasarkan akustik relatif terhadap posisi datum transducer
4. SBES : Single Beam echosounder, alat deteksi kedalaman yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima gelombang. Disebut single beam karena beam (sorotan) yang dipancarkan hanya satu gelombang arah vertical.
5. MBES : Multi Beam echosounder, alat deteksi kedalaman yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima gelombang. Disebut multi beam karena beam (sorotan) yang dipancarkan adalah multi (banyak) gelombang, sehingga hasil dari MBES ini dapat menyerupai hasil Side scan sonar.
6. Pinger/Boomer : Sumber energi akustik
7. Streamer : Penerima energi akustik, single channel. Selanjutnya hasil image bias langsung diinterpretasi (lihat contoh hasil)
8. SSS : Side scan sonar, , alat deteksi fitur permukaan laut yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima gelombang.
Contoh hasil survey analog:
1. SBES (Single Beam Echo Sounder)
2. MBES (Multi Beam Echo Sounder)
3. Side Scan Sonar
4. Analog seismic
Image courtesy US state
Sumber : Ensiklopedia Seismik